Sebagai ramuan rempah tradisional, jamu secara turun temurun dipercaya oleh Bangsa Indonesia sebagai ramuan untuk kesehatan. Istilah jamu berasal dari bahasa jawa kuno, yaitu “jampi” yang berarti mantra/doa, dan “oesodo” yang berarti kesehatan. Istilah Acaraki berasal dari prasasti Madhawapura, sebuah prasasti yang berisi catatan tentang profesi. Tertulis didalamnya mengenai sebutan Abhasana bagi pembuat pakaian, Angawari sebagai pembuat kuali, dan Acaraki sebagai peracik jamu. Untuk melestarikan budaya Indonesia, Acaraki hadir untuk memperkenalkan kembali nilai jamu di kehidupan masyarakat. Dengan mengadaptasi kopi, teh dan matcha, Acaraki berupaya untuk menyajikan jamu dari sudut pandang yang berbeda. |
Wilwatikta adalah minuman jamu drip yang unik dan bisa diminum setiap hari untuk menyegarkan & menyehatkan
3 (tiga) jenis jahe (Jahe Gajah, Jahe Emprit, Jahe Merah) Indonesia untuk mendapatkan perpaduan rasa dan aroma yang seimbang. Jahe Gajah memiliki rasa dan aroma yang tidak setajam Jahe Emprit yang berserat kecil. dipadukan dengan Jahe Merah yang memiliki aroma paling tajam dan rasa paling pedas.
Kuteja adalah singkatan dari Kunyit, Temulawak, dan Jahe, yang merupakan komposisi dari jamu ini. Dipopulerkan oleh Bapak Joko Widodo, Presiden ke-7 Republik Indonesia, kombinasi ketiga bahan ini dipercaya dapat membantu menjaga daya tahan tubuh.
Dijuluki sebagai ‘The Golden Spice’, kunyit tidak hanya memiliki warna kuning yang memikat, tapi juga segudang manfaat yang didukung oleh berbagai penelitian di seluruh dunia.