Skip to main content
Artikel

Halal is the Way of Life

ISEF (indonesia sharia economic festival) baru saja menggelar kegiatan webinar series pada 16 September 2020 lalu yang bertemakan “GLOBAL HALAL CONSUMER TREND” yang meskipun gelarannya dilakukan melalui virtual meeting menggunakan aplikasi zoom namun tidak mengurangi antusiasme banyak peserta dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengikutinya karena pemateri yang tidak hanya berasal dari Indonesia namun juga dari dubai dan spanyol yang pastinya sangat edukatif membuka wawasan para peserta webinar serta topik yang sangat menarik untuk dibahas.

Kegiatan tersebut dimeriahkan oleh pemateri diantaranya bpk. Prijono sebagai head of development group sharia economic and finance department central bank of Indonesia, DR. Sapta Nirwandar (chairman of Indonesia halal lifestyle center dan Indonesia tourism forum), bpk. Ali Charisma (national chairman of Indonesian fashion chamber), DR. Barbara R.B. yang merupakan dokter, director and islam studies the halal academy, spanyol, juga Ms. Alia Khan chairwoman of Islamic fashion and design council, dubai.

Webinar ini dilatarbelakangi oleh banyaknya sector usaha mulai dari halal food hingga halal tourism yang terkena dampak cukup besar dari adanya pandemi covid-19 yang mengalihkan konsumsi masyarakat ke sector medis, webcam untuk online meeting & video conferences juga sektor hobi dan olahraga seperti sepeda, tanaman hias dan lain sebagainya. Juga peraturan untuk work from home yang mendorong masyarakat mengalihdayakan minat beli mereka ke hal yang berkaitan dengan kebutuhan kerja mereka dirumah.

Covid-19 membawa dampak pada sector pariwisata yang sangat besar karena pembatasan sosial serta sosial distancing yang menyulitkan mobilitas manusia dan mendorong penutupan akses ke tempat wisata demi menekan angka positif covid-19 dimana hal tersebut tidak hanya berdampak pada lokasi wisata, namun juga sector transportasi baik darat, laut maupun udara juga sektor makanan, ekonomi kreatif daerah sebagai penghasil kerajinan dan penyedia pentas kesenian, hotel juga material berupa bahan yang diperlukan dalam penyediaan layanan di penginapan para turis tsb.

Peran pemerintah sangat diperlukan bersamaan dengan regulasinya dalam menstimulus dan mengembalikan gairah sektor pariwisata ini yang nantinya akan berdampak pada bangkitnya ekonomi masyarakat setempat maupun secara nasional mengingat Indonesia adalah Negara dengan keanekaragaman budaya dan topografi yang sangat unik dan potensial dalam sektor wisatanya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan di new normal era ini ialah dengan mengadakan beberapa sarana pendukung protokol kesehatan covid-19 seperti touchless parking technology, hand sanitizer In the lift, sekat pembatas di meja receptionist dan banyak lainnya.

Dari materi yang dipaparkan oleh DR. Barbara, kita dapat mengetahui bahwa di eropa sendiri label halal tidak ditemui secara umum seperti layaknya di Indonesia maupun Malaysia, muslim di Eropa mengetahui kehalalan suatu produk dari laman web produk dan hal tersebut cukup membuat mereka selalu berhati-hati dalam membeli produk guna menghindari produk non-halal. “kami membutuhkan otoritas dan power dari Negara seperti Indonesia untuk dapat mendukung labelisasi produk halal untuk menjaga muslim di Eropa agar tidak kesulitan mendapatkan produk halal yang mereka inginkan” jelas DR. Barbara.

Berlanjut pada pembahasan mengenai sektor fashion muslim oleh Ms. Alia Khan dan Bpk. Ali Charisma, keduanya memaparkan mengenai posisi fashion muslim di mata dunia saat ini, bagaimana revolusi industry fashion terjadi serta apa yang dimaksud dengan sustainable fashion sustainable life style. Ms. Alia Khan salah satunya menjelaskan bahwa fashion muslim saat ini bukan hanya ditujukan dan diminati oleh muslim namun juga non-muslim yang berada di banyak penjuru dunia. Dimana fashion muslim bukan lagi hanya tentang style ataupun keinginan membeli namun juga telah menjadi kebutuhan. Bpk. Ali Charisma juga menambahkan untuk kita harus percaya dan yakin bahwa kultur dan nilai budaya kita itu penting, baik dari segi religiusitas, adat budaya lokal yang menjadi salah satu ciri dari pakaian yang kita kenakan maupun sikap dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup sebagai salah satu upaya mendukung gerakan sustainable fashion serta sustainable lifestyle agar terjadi keseimbangan antara industri fashion, ekonomi, dan kelestarian alam dan lingkungan karena pada faktanya industri fashion menjadi penyumbang 10% humanity’s carbon emission (emisi karbon yang dihasilkan oleh manusia).

Penulis:
Diah Sasmita (UIN Raden Intan Lampung)

Bergabung bersama Kami!
Registrasi sebagai Exhibitor Online!

Untuk mengajukan diri menjadi salah satu exhibitor online di ISEF 2023, silahkan Bapak/Ibu mengisi formulir singkat ini. Setelah mengisi formulir ini, tim ISEF akan menghubungi Bapak/Ibu melalui kontak yang Bapak/Ibu masukkan dalam formulir ini.