Motif kepompong dan ulat sutera dalam kain ini terinsipirasi dari Kota Soppeng yang merupakan penghasil benang dari ulat sutera. Selain itu, huruf lontara yang melengkapi motifnya bertuliskan filosofi bugis “Resopa Temangingngi’ Namalomo Naletei Pammase Dewata” yang berarti hanya dengan kerja keras dan ketekunan maka akan mudah mendapatkan ridho oleh Tuhan.
Villa Yuliana yang merupakan salah satu ikon Kota Soppeng dan juga peninggalan Belanda ini menjadi inspirasi produk kami.
Motif tenun walida ini berbentuk Sulappa Appa (persegi empat) merupakan bentuk kepercayaan tradisional Bugis yang melambangkan keempat unsur alam semesta yaitu api, air, angin dan tanah.
Soppeng adalah kota kelahiranku, kota kecil tempat kalong yang berbaur dengan keramaian kota. Motif kalong terinspirasi dari hewan kalong yang merupakan ciri khas Kota Soppeng. Huruf lontara merupakan huruf bugis, penutur terbesar di Kota Soppeng. Sedangkan warna dari busana berasal dari berbagai tempat wisata yang berada di Soppeng. Warna biru berasal dari air Permandian Air Panas Lejja. Warna coklat berasal dari Taman Purbakala dan Warna Abu-Abu berasal dari Air Tejun Minawoe.