JawaPos.com – Platform e-commerce Alibaba.com merilis laporan industri halal 2023. Mencakup analisa tentang tren konsumsi global dan perkembangan produk halal dalam pasar e-commerce. Indonesia dinilai memiliki keunggulan di pasar produk halal.
Dalam laporan Alibaba.com bersama Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE), Indonesia menempati peringkat ketujuh sebagai negara dengan basis pembeli produk halal terbesar di dunia. Sekaligus pemuncak klasemen di wilayah Asia Tenggara.
Sedangkan, negara-negara yang menempati peringkat satu sampai enam yakni: Amerika Serikat, Pakistan, Bangladesh, Mesir, Inggris, dan Arab Saudi.
Tidak hanya menonjol sebagai negara dengan basis pembeli yang besar, Indonesia juga diakui sebagai salah satu pemasok utama produk halal. Sebab, memiliki warisan Islam yang kaya dan pemahaman budaya yang mendalam.
“Indonesia jelas memiliki keunggulan di pasar produk Halal karena negara ini memiliki populasi yang besar, standar produk yang ketat, dan banyaknya pengusaha yang bergerak di bidang tersebut,” kata Head of Southeast Asia, Alibaba.com Roger Luo, Rabu (27/9).
Produk halal yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi dari segi pembelian adalah pakaian tradisional muslim, syal, skincare, dan cemilan. Naiknya permintaan terhadap pakaian muslim didorong oleh populasi penduduk beragama Islam yang terus bertambah. Ditambah, keinginan untuk berpakaian sopan sesuai budaya.
Selain itu, pembelian kerudung dan syal juga meningkat bukan hanya di kalangan wanita muslim. Tapi juga di kalangan non-muslim yang menyukai gaya dan fleksibilitas dari syal sebagai aksesoris.
Di industri perawatan kulit, permintaan akan produk bersertifikat halal ikut naik. Seiring dengan keinginan pembeli untuk menggunakan opsi yang alami dan natural. Konsumen mencari produk perawatan kulit yang bebas dari alkohol, bahan-bahan berbasis hewan, dan zat-zat terlarang lainnya.
“Sehingga produk perawatan kulit bersertifikat halal menjadi pilihan yang populer. Dengan kemajuan teknologi, peluang penjualan online kini semakin mudah dijangkau. Kami pun mendorong para pengusaha Indonesia untuk memanfaatkan peluang ekspor,” terang Luo.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa sektor halal value chain (HVC) di Indonesia akan tumbuh 4,5-5,3 persen tahun ini. Meliputi sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, serta pariwisata ramah muslim. Angka ini diestimasikan mampu menyumbang lebih dari 25 persen perekonomian negara.
Capaian lainnya juga bisa dilihat dari total aset keuangan syariah, rata-rata tumbuh sebesar 11,3 persen selama 6 tahun terakhir. Market share keuangan syariah terhadap keuangan nasional turut meningkat dari 8,5 persen menjadi 11 persen selama kurun yang sama.
Selain itu, terbentuknya 3 Kawasan Industri Halal (KIH) di provinsi Banten, Jawa Timur, dan Kepulauan Riau menjadi salah satu pondasi penting untuk menjadikan Indonesia sebagai Global Halal Hub. Data Kementerian Perdagangan mencatatkan, total ekspor produk halal pada 2022 yang tercatat mencapai USD 15,87 miliar.
Sumber: Jawapos