Bank Indonesia bekerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB) mengadakan Side Event G20: Seminar on Financial Inclusion and Sustainable Economy (20/04).
Kegiatan yang merupakan bagian dari Road to 9th Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2022 ini, bertujuan untuk menggali best practices mendorong literasi dan inklusi keuangan kepada masyarakat luas. Selain itu, guna mengelaborasi peran inklusi keuangan dalam ekonomi berkelanjutan sebagai bagian dari exit strategy pandemi Covid-19.
Pada kesempatan tersebut, hadir sebagai Keynote Speaker Gubernur Bank Indonesia Dr. Perry Warjiyo. Menurut Perry, inklusi ekonomi dan keuangan adalah salah satu program prioritas Bank Indonesia. Baik ekonomi dan keuangan konvensional maupun syariah. Isu inklusi ekonomi dan keuangan juga merupakan salah satu agenda prioritas G20 tahun 2022.
Beliau kemudian membahas mengenai strategi Bank Indonesia dalam meningkatkan dan mempercepat inklusi ekonomi dan keuangan konvensional dan syariah. Terdapat empat program kebijakan yang dilaksanakan, antara lain:
- Membuat pengelompokan unit ekonomi bersama. Menurutnya, untuk mempromosikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) diperlukan pembentukan kelompok ekonomi. Adapun, dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah, Bank Indonesia telah melakukan pemberdayaan ekonomi pesantren, pengembangan unit ekonomi madrasah, dan penyelenggaraan himpunan bisnis pesantren.
- Peningkatan kapasitas. Hal ini penting untuk mendukung keterampilan dan pendampingan teknis bagi UMKM, baik untuk pemasaran pembiayaan produksi dan dalam manajemen organisasi.
- Kebijakan afirmatif untuk pengembangan UMKM, inklusi ekonomi dan keuangan, termasuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Dalam mewujudkan hal tersebut, Bank Indonesia aktif mempromosikan untuk akses keuangan, mempromosikan ekspor global melalui kegiatan perdagangan dan pemasaran.
- Digitalisasi, salah satu cara terbaik untuk meningkatkan inklusi ekonomi dan keuangan. Digitalisasi dibutuhkan baik dari sisi produksi, penetrasi pada marketplace secara global, pemasaran produk, serta promosi ekonomi pesantren secara global.
Sementara itu, Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Prof. Dr. Komaruddin Hidayat mengatakan, ekonomi dan keuangan Islam dapat menjadi salah satu pilar tangguh pemulihan pasca pandemi. Lebih lanjut Komaruddin menyampaikan bahwa keuangan Islam dengan kerangka digital dapat menawarkan keseimbangan baru bagi stabilitas keuangan dan pembangunan ekonomi.
Seminar High-Level tersebut kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang terdiri dari 2 sesi. Sesi pertama bertema “Interlinking Financial Inclusion with Digitalisation in Achieving Sustainable Economy” dan sesi kedua dengan tema “Showcasing Financial Inclusion Program through Islamic Finance”.