Skip to main content
Article

Mengatur Keuangan dan Berinvestasi Untuk Mendapatkan Keberkahan Dunia Akhirat

Jum’at (25/9) ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival) menyelenggarakan acara Talkshow Hijrah Finasial dengan tema “Ayo Hijrah, Mengapai Berkah Dalam Mengatur Keuangan” secara virtual. Dalam acara ini, hadir dua narasumber yang ahli dibidangnya dan membahas bagaimana memperoleh keberkahan dalam mengatur keuangan sesuai syariah. Acarapun dibuka oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan berpesan kepada kaum milenial mengenai pembinaan akhlak di BINNAR Milenial Finansial Planning “bahwa dalam bekerja kita harus memperoleh 3 in 1 yaitu karir yang bagus, rezeki yang berkah dan ibadah yang membuat kita bahagia dunia akhirat”, ungkapnya.

Berkaitan dengan hal itu Gubernur Bank Indonesia juga membagikan 3 (tiga) tips mengenai Finansial Planning yaitu: (1) setelah menerima gaji langsung membagikan atau memotong untuk infak, zakat dan sedekah; (2) mengalokasikan gaji untuk kebutuhan hidup seperti makan, minum,

transportasi dan sebagainya guna memenuhi keberlangsungan hidup dan memperhatikan need and want serta harus mengkondisikan sesuai kesanggupan; dan (3) sisihkan sebagian uang tersebut untuk diinvestasikan dan dapat digunakan dimasa yang akan datang.

Narasumber pertama dalam acara Talkshow Hijrah Finansial ialah Ustadz Hilman Fauzi yang membahas mengenai “Keberkahan

Finansial”. Dalam pemaparannya, Ustadz Hilman Fauzi menjelaskan pentingnya keberkahan dalam finansial agar aktivitas keuangan apapun yang dilakukan berdasarkan ketentuan syariah maka akan bertambah ketaatan kepada Allah dan mendapatkan kebahagian di dunia maupun akhirat serta mendapatkan ketenangan hati. Adapun konsep agar mendapatkan berkah ada 3 cara yaitu:

  1. Bagaimana cara mendapatkannya.
    Dalam hal ini kita selaku manusia dalam melakukan segala sesuatu harus dengan niat untuk memperoleh pahala. Penting sekali niat yang baik agar mendapatkan keridhaan Allah dalam segala hal yang kita lakukan dan mendapatkan hasil yang baik pula. Kemudian memaksimalkan ikhtiar dengan memilih yang halal dan thayib artinya segala sesuatu kegiatan yang kita lakukan akan menjadi baik untuk diri kita dan orang lain.
  1. Bagaimana cara membelanjakannya.
    Setiap yang kita lakukan harus memprioritaskan Allah, hal ini dapat diwujudkan dengan mengeluarkan zakat, infak, sedekah dan memberi makan anak yatim. Tak hanya itu, kita juga harus memerhatikan kebutuhan yang penting (need bukan want). Sehingga keuangan kita dapat terjaga dengan baik dan dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan hidup. Dan terakhir ialah bersikap pertengahan, artinya kita dapat mengeluarkan atau membelanjakan hal yang lain namun, harus memperhatikan keuangan dan tidak boros.
  1. Bagaimana cara mengelolanya.
    Ustad Hilman Fauzi juga menuturkan dalam proses pengelolaan keuangan sangat penting menyusun perencanaan sesuai syariah. Oleh sebab itu, perencanaan ini sangat berguna agar pengaturan keuangan dapat terlaksana secara optimal dan terarah. Dengan demikian, dalam pengelolaan keuangan dapat menggunakan instrumen yang sesuai dengan sayariah baik melalui lembaga keuangan syariah, pasar modal syariah dan investasi syariah lainnya.

Tak hanya itu, ISEF juga menghadirkan narasumber kedua yaitu Prita Ghozie. Ia merupakan seorang konsultan perencanaan keuangan dan juga direktur Zap Finance. Dalam acara talkshow Prita membagikan tentang “Bagaimana Mengatur Keuangan”. Ada 5 (lima) konsep dalam mengatur finansial yaitu cuan, berkah, sabar, sabar dan syukur. Prita menjelaskan lebih lanjut konsep tersebut , seperti bagaimana memperoleh penghasilan. Prita memberikan 4 (empat) cara dalam memperoleh penghasilan (cuan) yaitu menjadi karyawan, pemilik usaha, pekerja mandiri dan investor. Untuk mendapatkan keberkahan maka harus mampu mengatur prioritas keuangan agar terbebas dari hutang konsumtif dengan melihat posisi antara wajib, butuh dan ingin.

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memerlukan 5 (lima) hal seperti dijelaskan dalam Hierarki Kebutuhan Maslow berupa:

Islam juga menjelaskan tentang Maqashid asy-Syariah yang merupakan gagasan dalam hukum Islam bahwa syariah diturunkan Allah untuk mencapai tujuan tertentu.1 Adapun tingkatan dari Maqashid asy-Syariahialah Dharuriyat (kebutuhan yang esensial bagi kehidupan manusia), Hajjiyat (kebutuhan yang dapat menghindarkan manusia dari kesulitan), dan Tahsiniyat (kebutuhan yang menunjang peningkatan martabat masyarakat dan dihadapat Tuhan). Maka ditegaskan sebagai manusia kita harus mampu melaksanakan seperti Hifdz Ad-Din (memelihara agama), Hifdz An-Nafs (memelihara jiwa), Hifdz Al-Aql (memelihara akal), Hifdz An-Nasb (memelihara keturunan) dan Hifdz Al-Mal (memelihara harta).

Sebagai konsultan perencanaan keuangan Prita Ghozie juga membagi 5 (lima) trik dalam perencanaan keuangan yang pertama ialah tujuan keuangan, seperti untuk kebutuhan keluarga, anak, pendidikan untuk membeli properti dan asset yang dapat di kelola sehingga menghasilkan uang. Kedua, mengelola uang seperti : Zakat 5%, Asuransi 5 %, Kebutuhan Konsumsi 70%, Tabungan 10%, dan Investasi 10%. Ketiga, berupa rencana pengeluaran yanga mudah, hal ini dapat dilakukan dengan membuka 3 rekening digital yang di realisasikan untuk Living sebesar 50%, Safing sebesar 30% dan untuk Playing 20 sebesar 10%. Keempat, yaitu pembesaran saldo dan dana darurat, ini dapat digunakan pada saat kita mengalami masa yang sulit seperti masa pandemi sehingga harus mengeluaran 12 X pengeluaran rutin bulanan. Untuk menghadapi masa new normal harus adanya persiapan Saving, Investing, And Protection. Dan yang kelima ialah mengubah pola pikir, sehingga kita dapat mengelola keuangan bukan hanya dinikmati pada saat sekarang namun juga untuk kedepannya.

Di akhir acara Prita juga membagikan tips bagi pemula yang ingin berinvestasi. Ia mengatakan, “untuk berinvestasi kita dapat melihat dari tujuan investasi, misalnya umur kurang dari 25 tahun pasti berinvestasi untuk pendidikan, menikah, jalan-jalan dan lainnya. Kemudian umur diatas 25 tahun berinvestasi untuk kebutuhan pendidikan anak, membeli properti dan lainnya, sedangkan umur diatas 40 tahun berinvestasi untuk dana pensiun yang dapat dinikmati dimasa tua. Bagi pemula dapat berinvestasi mengunakan instrumen seperti deposito sedangkan untuk menengah dan ahli berupa sukak dan emas/saham”, ungkapnya.

ISEF berharap acara ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat serta menambah ilmu yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta mengajak masyarakat untuk terus aktif dalam mensyiarkan ekonomi syariah yang kedepannya Indonesia menjadi pelopor dalam penerapan ekonomi syariah secara menyeluruh baik dalam lembaga, sistem transaksi dan instrumen lainnya.

Penulis:
Rahmayanti, S.H (Umum)

***

Referensi:
1 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Maqashid_asy-syariah, tanggal 25 september 2020

Join with Us!
Register as an Exhibitor Online!

To apply to be one of the online exhibitors at ISEF 2023 please fill out this short form. After filling out this form our ISEF team will contact you via the contact you entered in this form.